myspace icons

Senin, 10 Juni 2013

Uji Sitotoksik Hasil Fermentasi Kapang Endofit Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap Sel MCF-7

 Cytotoxic test results Endophytic Fungus Fermentation Mahkota Dewa fruit (Phaleria macrocarpa) against MCF-7 Cells
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan
beragam tanaman obat tradisional yang memiliki
aktivitas antikanker, di antaranya adalah tanaman
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.]
Boerl.) yang telah digunakan secara empiris oleh
masyarakat untuk mengobati penyakit kanker(1).
Dalam upaya pengembangan obat tradisional,
dibutuhkan jumlah bahan tanaman yang cukup
banyak, sedangkan kemampuan sumber daya
alam dalam menghasilkan tanaman obat sangat
terbatas. Oleh karena itu dicari alternatif lain untuk
mempertahankan kelestarian tanaman obat di alam,
yaitu dengan memanfaatkan mikroba endofit(2).
Kanker merupakan salah satu ancaman utama
dalam bidang kesehatan. Di Indonesia, diperkirakan
terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap
100.000 penduduk per tahunnya. Menurut hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), kematian
yang disebabkan oleh kanker meningkat dari tahun
ke tahun yaitu 3,4% pada tahun 1980; 4,3% pada
tahun 1986; 4,4% pada tahun 1992; dan 5,0% pada
tahun 1995. Jenis penyakit kanker yang banyak
dijumpai di Indonesia saat ini antara lain kanker
payudara, kanker mulut rahim, kanker paru, kanker
kulit, dan kanker nasofaring. Informasi terakhir menyatakan
bahwa kanker payudara merupakan kanker
terbanyak kedua setelah kanker mulut rahim(1,2).
Beberapa usaha penyembuhan penyakit kanker
seperti pembedahan, radioterapi, maupun kemoterapi
pada umumnya belum mampu memberikan hasil
yang memuaskan karena efek sampingnya yang
besar dan biaya yang masih tergolong mahal. Oleh
karena itu dicari cara pengobatan alternatif, antara
lain dengan obat tradisional(3). Mikroba endofit
adalah jenis mikroba yang hidup di dalam jaringan
suatu tanaman tanpa membahayakan atau merugikan
tanaman tersebut(4). Mikroba endofit dapat diisolasi
dari jaringan tanaman dan ditumbuhkan pada medium
fermentasi(5), diduga mikroba endofit dapat menghasilkan
senyawa-senyawa bioaktif yang sama seperti
yang terkandung dalam tanaman inangnya(6). Hal ini
mulai banyak diteliti karena adanya kemungkinan
terjadi transfer genetik antara tanaman inang dengan
* Penulis untuk korespondensi, Hp 08161444566,
e-mail: enae4_dpk@yahoo.com
syarmalina 23-30.indd 23 7/27/2006 3:57:37 PM
24 SYARMALINA ET AL. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia
mikroba endofitnya, sehingga diharapkan zat-zat
yang bermanfaat pada tanaman juga bisa dihasilkan
oleh mikroba endofitnya. Apabila diperoleh mikroba
endofit penghasil senyawa bioaktif yang berpotensi,
maka proses produksi akan lebih mudah dan tidak
merusak lingkungan(7). Pengembangan akan potensi
dan pemanfaatan mikroba endofit dalam proses
industrialisasi akan menjadi modal yang berharga
bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi di Indonesia(8).
Dari hasil penelitian sebelumnya supernatan
hasil fermentasi isolat kapang endofit KVM/a dan
KIVM/b yang diisolasi dari buah mahkota dewa
terbukti mempunyai efek toksik terhadap larva udang
Artemia salina Leach. dengan metode BSLT (Brine
Shrimp Lethality Test) dengan masing-masing nilai
LC50 sebesar 18,2537 μg/ml dan 10,5836 μg/ml(9).
Suatu ekstrak tanaman atau senyawa hasil isolasi
dinyatakan sangat toksik apabila memiliki nilai LC50
< 30 μg/ml, toksik apabila memiliki nilai LC50 < 1000
μg/ml dan tidak toksik apabila memiliki nilai LC50
> 1000 μg/ml 10).
Kemudian juga telah dilakukan uji terhadap
ekstrak semipolar supernatan hasil fermentasi isolat
KVM/a dan KIVM/b kapang endofit buah mahkota
dewa yang didapatkan secara KLT preparatif dengan
uji BSLT dan terbukti memiliki aktivitas sangat
toksik karena masing-masing memiliki nilai LC50
sebesar 1,4931 μg/ml; dan 1,0337 μg/ml(11).
Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut
dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui efek
sitotoksiknya terhadap sel kanker secara in vitro.
Pada penelitian ini digunakan sel MCF-7 (sel kanker
payudara manusia) karena tingkat kejadian kanker
payudara yang tinggi di Indonesia dan pengujian
sitotoksik dengan menggunakan sel MCF-7 masih
jarang dilakukan.
BAHAN DAN METODE
BAHAN. Supernatan hasil fermentasi isolat
KVM/a dan KIVM/b kapang endofit buah mahkota
dewa, diekstraksi dengan pelarut semipolar (etil
asetat), kemudian ekstrak dievaporasi sehingga
didapat ekstrak kental.
Sel MCF-7 (sel kanker payudara manusia),
cisplatin (Platosin®), DMSO (dimetil sulfoksida),
medium kultur RPMI 1640, FCS (Fetal Calf Serum),
streptomisin, natrium bikarbonat, dinatrium hidrogen
fosfat, kalium dihidrogen fosfat, natrium klorida,
kalium klorida, air suling steril, etanol absolut,
merah netral, tripsin, biru tripan, SDS (sodium
dodecyl sulphate), kloroform, metanol, asam asetat,
n-heksan, etil asetat.
Labu kultur jaringan 25 ml (Tissue Culture
Flask, Nunclon), pelat kultur jaringan 96 sumuran
(Tissue Culture Plate 96 well, Nunclon), LAF
kabinet (Laminar Air Flow Biological Safety
Cabinet, Forma Scientific), inkubator sel dengan
aliran CO2 5% (Forma Scientific), tangki nitrogen
cair (Locator JR Thermolyne), alat suntik 3 ml
(Terumo), tabung Eppendorf 1,5 ml, pipet serologik
10 ml (Falcon), tabung sentrifuge (Falcon), alat
sentrifuge (Porta Centrifuge), penyaring steril
berdiameter pori 0,22 μm (Nalgene), mikropipet
(Eppendorf™), timbangan analitik (Precisa 300
A), pH meter (Meterlab), mikroskop (Nikon SE),
mikroskop invertir (Nikon TMS), hemositometer
(Improved Neubauer, Superior Marienfeld), ELISA
plate reader (Stat Fx 2100).
translate by yola

STUDI PEMULSAAN DAN DOSIS NPK PADA HASIL BUAH MELON

 Mulching STUDY AND DOSIS NPK FRUIT OF THE MELON
I. PENDAHULUAN
Peranan produk hortikultura seperti buah dan sayuran dalam gizi makanan sehari hari
adalah sebagai sumber utama vitamin dan mineral, walaupun diperlukan dalam jumlah sedikit
namun kontinuitas dan eksisitensi kedua sumber gizi pasti dibutuhkan dalam tubuh. Tanaman
melon (Cucumis melo L ) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang perlu mendapat
perhatian, selain harga jualnya relatif baik dan rasa yang banyak diminati konsumen secara
umum sehingga prospek pasar untuk komoditas ini cukup baik sehingga pengembangannya
layak untuk diperhatikan. Dengan peningkatan taraf hidup masyarakat di Indonesia maka
kebutuhan akan pangan terutama bukan makanan pokok seperti buah dan sayuran akan
meningkat pula.
Melon yang dibudidayakan memiliki beragam jenis, di Indonesia ada beberapa seperti
Rocket, Action 434, dari berbagai jenis ini memiliki ciri khas yang berbeda seperti pada warna
daging buah, aroma buah, kekasaran kulit dan terakhir adalah kadar kemanisan daging buah.
Jenis yang disukai masih sangat tergantung konsumennya. Untuk tulisan ini akan dikaji
pemulsaan dan pemupukan NPK pada tanaman melon jenis Rocket 434, kertumbuhan
gulmaarena melon jenis ini secara umum disukai konsumen dibandingkan jenis lain, selain
1 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus
2 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus
ISSN : 1979-6870
2 Jurnal Sains dan Teknologi
Vol.2 No.2 Juni 2009
daging buahnya tebal berwarna hijau kekuningan, kadar gulanya tinggi, beraroma harum
yang kuat, kulit buah yang halus seperti jala dan jenis ini tahan terhadap busuk buah,
kapasitas per butir mencapai 2 kg.
translate by yola

PENCEMARAN BAHAN MAKANAN DAN MAKANAN HASIL OLAHAN OLEH BERBAGAI SPESIES KAPANG KONTAMINAN SERTA DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN

 POLLUTION MATERIAL PROCESSED FOODS AND FOOD PRODUCTS BY VARIOUS SPECIES AND IMPLICATIONS FOR mold contaminants HEALTH
A. PENDAHULUAN
Berbagai macam bahan makanan dan makanan hasil olahan merupakan
sumber gizi bagi manusia, namun bahan makanan juga merupakan sumber nutrisi
bagi mikroorganisme. Oleh karena itu mikroorganisme dapat tumbuh dan
berkembang biak pada berbagai macam bahan makanan, a.l. : jagung, kacang tanah,
beras, kedelai, rempah-rempah, sayuran, buah-buahan. Mikroorganisme juga dapat
tumbuh dan berkembang biak pada makanan hasil olahan, misalnya : roti, nasi, dodol,
ikan dan hasil olahannya.
Pertumbuhan mikroorganisme kontaminan, baik pada bahan makanan maupun
makanan hasil olahan dapat menyebabkan perubahan tekstur, warna, aroma, dan rasa,
sehingga menjadi tidak layak dikonsumsi. Selain itu beberapa spesies kapang
kontaminan dapat menghasilkan racun yang disebut : mikotoksin, sehingga bahan
makanan atau makanan hasil olahan menjadi tidak layak dikonsumsi dan dapat
membahayakan kesehatan konsumen berupa keracunan makanan.
translate by yola

PENELITIAN EKSPERIMEN

EXPERIMENTAL RESEARCH
A. Pendahuluan
Salah satu metode penelitian adalah eksperimen. Untuk dapat melaksanakan suatu
eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu segala sesuatu yang berkait
dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan dengan jenis-jenis
variabel, hakekat eksperimen, karakteristik, tujuan, syarat-syarat eksperimen,
langkah-langkah penelitian eksperimen, dan bentuk-bentuk desain penelitian
eksperimen.
Selanjutnya, untuk lebih memahami mengenai penelitian eksperimen, dalam makalah
ini akan dibahas mengenai metode penelitian eksperimen beserta hal-hal yang terkait
di dalamnya.
B. Pembahasan
1. Variabel dalam Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen dikenal beberapa variabel. Variabel adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau tindakan
yang diperkirakan dapat memengaruhi hasil eksperimen. Variabel yang berkaitan
secara langsung dan diberlakukan untuk mengetahui suatu keadaan tertentu dan
diharapkan mendapatkan dampak/akibat dari eksperimen sering disebut variabel
eksperimental (treatment variable), dan variabel yang tidak dengan sengaja
dilakukan tetapi dapat memengaruhi hasil eksperimen disebut variabel
noneksperimental. Variabel eksperimental adalah kondisi yang hendak diteliti
bagaimana pengaruhnya terhadap suatu gejala. Untuk mengetahui pengaruh varibel
itu, kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimental dan kontrol dikenakan variabel
eksperimen yang berbeda atau yang bervariasi.
Variabel noneksperimental sebagian dapat dikontrol, baik untuk kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol. Ini disebut variabel kontrol atau controlled
variabel. Akan tetapi, sebagian lagi dari variabel non-eksperimen ada di luar
Penelitian Eksperimen_Farida Nursyahidah
2
kekuasaan eksperimen untuk dikontrol atau dikendalikan. Jenis variabel ini disebut
variabel ekstrane atau extraneous variabel. Dalam setiap eksperimen, hasil yang
berbeda pada kelompok eksperimen dan kontrol sebagian disebabkan oleh variabel
eksperimental dan sebagian lagi karena pengaruh variabel ekstrane. Oleh karena itu,
setiap peneliti yang akan melakukan eksperimen harus memprediksi akan munculnya
variabel pengganggu ini.
translate by yola

DIABETES MELLITUS

 Diabetes Mellitus
Batasan Masalah
Diabetes militus adalam penyakit metabolik yang kebabnyakan herediter dengan tanda
hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik acut maupun
cronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif maupun insulin absolut dalam tubuh,
dimana gangguan primer terletakpada metabolisme karbohidrat, yang biasanya disertai juga
gangguan metabolisme protein dan lemak.
Kalsifikasi
Klasifikasi Diabetes mielitus dan ganggguan toleransi glukosa menurut WHO 1985 :
A. Clinical Classes
I. DM
1. IDDM ( DM Type 1 ).
2. NIDDM ( DM Type 2 ).
3. Questionable DM , bila meragukan type 1 atau type 2.
4. MRDM
a. Fibrocalcolous Pancreatic DM ( FDPD ).
b. Proten Deficient Pancreatic DM ( PDPD ).
5. DM type lain dengan keadaan dan gejala yang tertentu.
II. Impaired Glucosa Tolerance ( GTG ).
III. Gestasional Diabetes Mielitus.
B. Statistical Risk Classes.
1. Kedua orang tuanya pernah menderita DM.
2. Pernah menderita GTG kemudian normal kembali.
3. Pernah melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4 kilogram.
Gejala Klinik
Diagnosis
Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.
Kriteria diagnosis DM dengan gangguan toleransi glukosa :
I. Diagnosis DM apabila :
a. Terdapat gejala – gejala DM ditambah dengan,
b. Salah satu dari GDP > 120 mg/dl dan 2 j PP > 200 mg/dl, atau random GDA > 200
mg/dl.
II. Diagnosis DM apabila :
a. Tidak terdapat gejala DM tetapi,
b. Terdapat dua dari GDP > 120 mg/dl dan 2 j PP > 200 mg/dl, atau random GDA >
200 mg/dl.
III. Diagnosis GTG apabila :
GDP < 120 mg/dl dan 2 j PP antara 140 – 200 mg/dl.
IV. Untuk kasus meragukan dengan hasil GDP > 120 mg/dl dan 2 j PP > 200 mg/dl,
ulangi pemeriksaan sekali lagi dengan persiapan minimal 3 hari dengan diit karbohidrat >
150 gr/hari dan kegiatan fisik seperti biasa.
Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul :
1. gangguan pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan mual muntah.
2. Kurangnya pengetahuan sehubungan dengan keterbatsan informasi pengetahuan yang
didapat mengenai penyakitnya.
3. Keterbatsan aktivitas sehubungan dengan keleemahan.
4. Potensial hiperglikemia / hipoglikemia sehubunngan dengan ketidak seimbangan
kebutuhan atau dosis insulin dengan intake makanan.
5. Ganggguan integritas kulit sehubungan dengan mikroangiopati.
6. Gangguan konsep diri sehubungan dengan adanya luka.
7. Potensial terjadi infeksi sekunder sehubungan dengan adanya luka.
8. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9. Gangguan eliinasi urine sehubungan dengan fungsi ginjal menurun.
Penata Laksanaan.
Terapi primer I. Diit.
II. Latihan Fisik.
Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.
III. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Terapi sekunder IV. Obat Hypoglikemi ( OAD dan Insulin )
IV. Cangkok pankreas.
translate by yola

PERAN DIIT DALAM PENANGGULANGAN DIABETES

 ROLE diet DIABETES IN CONTROL
Apa yang dimaksud dengan Diabetes Mellitus ?
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan
suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan
gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas
pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit
DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan,
walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara
lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, sistem
saraf, hati, mata dan ginjal.
DM merupakan salah satu penyakit degeratif, dimana terjadi gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya
kadar gula dalam darah (hiperglikemia) dan dalam urin (glukosuria).
II. Apa penyebab Diabetes Mellitus ?
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon
insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama
sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau
daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas. Ada 2 macam
type DM :
1. DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini
disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena
kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya
sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus,
sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal atau kurus.
Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
2. DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini
disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar
insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi
insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa
dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari
penderita DM type II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan dan
biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.
translate by yola

DIABETES MELLITUS TIPE I

TYPE I DIABETES MELLITUS
Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang dapat disebabkan berbagai macam etiologi, disertai dengan adanya hiperglikemia kronis akibat gangguan sekresi insulin atau gangguan kerja dari insulin, atau keduanya. Sedangkan Diabetes Mellitus tipe 1 lebih diakibatkan oleh karena berkurangnya sekresi insulin akibat kerusakan sel β-pankreas yang didasari proses autoimun.
Istilah diabetes mellitus berasal dari bahasa Yunani yaitu diabetes yang berarti “sypon” menunjukan pembentukan urine yang berlebihan, dan mellitus berasal dari kata “meli” yang berarti madu.
Etiologi
Etiologi DM tipe 1 diakibatkan oleh kerusakan sel beta pankreas karena paparan agen infeksi atau lingkungan, yaitu racun, virus (rubella kongenital, mumps, coxsackievirus dan cytomegalovirus) dan makanan (gula, kopi, kedelai, gandum dan susu sapi).
Beberapa teori ilmiah yang menjelaskan penyebab diabetes mellitus tipe 1 sebagai berikut:
1. Hipotesis sinar matahari
Teori yang paling terakhir adalah "hipotesis sinar matahari," yang menyatakan bahwa waktu yang lama dihabiskan dalam ruangan, dimana akan mengurangi paparan sinar
matahari kepada anak-anak, yang akan mengakibatkan berkurangnya kadar vitamin D. Bukti menyebutkan bahwa vitamin D memainkan peran integral dalam sensitivitas dan sekresi insulin (Penckofer, Kouba, Wallis, & Emanuele, 2008). Berkurangnya kadar vitamin D, dan jarang terpapar dengan sinar matahari, dimana masing-masing telah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes mellitus tipe 1.
2. Hipotesis higiene "Hipotesis kebersihan"
Teori ini menyatakan bahwa kurangnya paparan dengan prevalensi patogen, dimana kita menjaga anak-anak kita terlalu bersih, dapat menyebabkan hipersensitivitas autoimun, yaitu kehancuran sel beta yang memproduksi insulin di dalam tubuh oleh leukosit. Dalam penelitian lain, peneliti telah menemukan bahwa lebih banyak eksposur untuk mikroba dan virus kepada anak-anak, semakin kecil kemungkinan mereka menderita penyakit reaksi hipersensitif seperti alergi. Penelitian yang berkelanjutan menunjukkan bahwa "pelatihan" dari sistem kekebalan tubuh mungkin berlaku untuk pencegahan tipe 1 diabetes (Curry, 2009). Kukrija dan Maclaren menunjukkan bahwa pencegahan diabetes tipe 1 mungkin yang akan datang melalui penggunaan imunostimulasi, yakni memaparkankan anak-anak kepada bakteri dan virus yang ada di dunia, tetapi yang tidak menyebabkan efek samping imunosupresi.
3. Hipotesis Susu Sapi
Teori ini menjelaskan bahwa eksposur terhadap susu sapi dalam susu formula pada 6 bulan pertama pada bayi dapat menyebabkan kekacauan pada sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko untuk mengembangkan diabetes mellitus tipe 1 di kemudian hari. Dimana protein susu sapi hampir identik dengan protein pada permukaan sel beta pankreas yang memproduksi insulin, sehingga mereka yang rentan dan peka terhadap susu sapi maka
akan direspon oleh leukosit, dan selanjutnya akan menyerang sel sendiri yang menyebabkan kerusakan sel beta pankreas sehingga terjadi dibetes mellitus tipe 1. Peningkatan pemberian ASI di 1980 tidak menyebabkan penurunan terjadinya diabetes tipe 1, tetapi terjadi peningkatan dua kali lipat diabetes mellitus tipe 1. Namun, kejadian diabetes tipe 1 lebih rendah pada bayi yang diberi ASI selama 3 bulan (Ekoe, Zimmet, & Williams, 2001).
4. Hipotesis POP
Hipotesis ini menjelaskan bahwa eksposur terhadap polutan organik yang persisten (POP) meningkatkan risiko kedua jenis diabetes. Publikasi jurnal oleh Institut Nasional Ilmu Kesehatan Lingkungan menunjukkan peningkatan yang signifikan secara statistik dalam tingkat rawat inap untuk diabetes dari populasi yang berada di tempat Kode ZIP yang mengandung limbah beracun (Kouznetsova, Huang, Ma, Lessner, & Carpenter, 2007).
5. Hipotesis Akselerator
Sebuah teori yang menunjukkan bahwa tipe 1 diabetes merupakan bagian sederhana dari kontinum yang sama dari tipe 2, tetapi muncul lebih dulu. Hipotesis akselerator menyatakan bahwa peningkatan berat dan tinggi anak-anak pada abad terakhir ini telah "dipercepat", sehingga kecenderungan mereka untuk mengembangkan tipe 1 dengan menyebabkan sel beta di pankreas di bawah tekanan untuk produksi insulin. Beberapa kelompok mendukung teori ini, tetapi hipotesis ini belum merata diterima oleh profesional diabetes (O'Connell, Donath, & Cameron, 2007).
translate by yola

TERAPI KULTURAL DAN SPIRITUAL PENYAKIT JANTUNG KORONER


 CULTURAL AND SPIRITUAL THERAPY
Coronary Heart Disease
Di Indonesia, di AS, dan di dunia, penyakit jantung koroner merupakan peringkat pertama penyebab kematian. Salah satu faktor resiko terkena penyakit jantung koroner adalah pola makan. Pola makan ini dipengaruhi oleh budaya. Suatu daerah dengan kebiasaan makan makanan tradisional yang mengandung santan dan daging (etnik Minangkabau), maka proporsi munculnya penyakit tersebut lebih tinggi dibanding suku lain dengan kebiasaan makan yang lebih bervariasi (Jawa, Sunda, dan Bugis). Perilaku berdoa pada pasien pembedahan jantung terbukti meningkatkan rasa optimis, serta mengurangi kecemasan dan stres akut.
Terapi penyembuhan penyakit jantung koroner meliputi: 1) terapi medis dengan cara melebarkannya dengan balon atau bedah pintas koroner, 2) terapi kultural terkait pola makan adalah mengubah pola makan dengan konsumsi gizi seimbang, dan 3) terapi spiritual Islam dilakukan dengan cara psikoterapi akhlak mulia, terapi sholat tahajud, dan terapi doa.
Kata kunci: penyakit jantung koroner, terapi kultural, terapi spiritual.
translate by yola

OBAT HERBAL ANTIDIABETES REVIEW A

 ANTIDIABETIC HERBAL DRUGS A REVIEW

Obat tradisional yang berasal dari tanaman obat yang digunakan oleh sekitar 60% dari populasi dunia. Ulasan ini berfokus pada obat herbal India dan tanaman yang digunakan dalam pengobatan diabetes, terutama di India. Diabetes adalah penyakit manusia yang penting melanda banyak dari berbagai lapisan masyarakat di berbagai negara. Di India itu terbukti menjadi masalah kesehatan utama, terutama di daerah perkotaan. Meskipun ada berbagai pendekatan untuk mengurangi efek buruk dari diabetes dan komplikasi sekunder, formulasi herbal lebih disukai karena efek samping yang lebih rendah dan biaya rendah. Daftar tanaman obat antidiabetes dengan terbukti dan efek menguntungkan terkait dan obat herbal yang digunakan dalam pengobatan diabetes dikompilasi. Ini termasuk Allium sativum, Eugenia jambolana, Momordica charantia, Ocimum sanctum, Phyllanthus amarus, Pterocarpus marsupium, Tinospora cordifolia, C. indica, Helicteres Isora, Stevia rebaudiana, Gymnema sylvestre, Enicostemma littorale Blume. Kata kunci: Tanaman Obat, obat antidiabetes, obat Herbal, Diabetes

translate by yola

Kinerja sektor kesehatan secara keseluruhan

 Overall health sector performance

Kinerja sektor kesehatan secara keseluruhan
Pemerintah Sri Lanka menghabiskan lebih
pada pengembangan sektor kesehatan dibandingkan dengan
negara Asia lainnya selatan. Saat itu sekitar 5
persen dari total pengeluaran pemerintah selama
tahun masa lalu.
Karena sumber daya yang signifikan dikhususkan
oleh Departemen Kesehatan untuk melakukan
program kesehatan masyarakat, mengembangkan penelitian kesehatan,
meningkatkan pendidikan kesehatan dan instalasi
sektor kesehatan peralatan medis
negara telah diperbaiki.
Sebagian besar indikator menunjukkan bahwa lebih
bertahun-tahun, banyak penyakit telah
dikontrol. Akibatnya, mobilitas dan mortalitas
telah secara substansial menurun. meningkatnya jumlah
dari penerimaan, tidur hunian, perputaran tempat tidur,
Kehadiran OPD dan penerimaan ke ibu
unit perawatan menunjukkan bahwa banyak orang yang digunakan
fasilitas kesehatan masyarakat.
Selanjutnya, jumlah rumah sakit dan
fasilitas yang tersedia seperti jumlah tempat tidur,
peralatan medis modern telah
terus ditingkatkan. Selama tiga masa lalu
tahun, perwira yang lebih medis, perawat, teknis
dan asisten teknis non telah
direkrut oleh Kementerian.


translate by yola

trans